Jumat, 29 Mei 2009

Kuat Cerdas dan Berdaya

Kuat Cerdas dan Berdaya
Oleh : Samson Rahman

Ketika Thalut yang tidak berharta dibursakan oleh Allah untuk menjadi raja dan panglima perang di tengah Bani Israil melalui berita yang dibawa nabi-Nyaberbagai protes datang berhamburan. Mereka protes bahwa pembursaan yang sedang diwacanakan oleh nabi mereka adalah sebuah tindakan yang tidak realistis dan bahkan cenderung mengabaikan kondisi riil yang ada di tengah mereka. Mereka menganggap bursa pimpinan yang sedang dimunculkan itu adalah sebagai taktik para Nabi mereka agar pemilik modal dan terpandang disingkirkan secara halus dan dipinggirkan dengan membawa-bawa wahyu Allah. Simaklah bagaimana mereka melakukan protes itu yang diabadikan Al-Quran : Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israel sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang." Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang dzalim. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui (Al-Baqarah : 246-247).

Logika Bani Israil berbeda dengan logika Allah dalam hal pengangkatan raja dan panglima perang di tengah mereka. Bani Israel melihat bahwa yang pantas menjadi mereka adalah seorang yang memiliki jalur darah raja dan memiliki kekayaan yang cukup. Sementara dalam pandangan Allah yang pantas menjadi raja dan panglima perang bagi bangsa Israel yang “bandel” adalah sosok yang kuat, tegar berani, tringginas, tidak suka mengeluh, cekatan dan tentu saja tidak cengeng dalam menghadapi kehidupan yang akan sangat berat. Seorang raja dan panglima yang akan meminpin sebuah bangsa adalah seorang yang memiliki otak cemerlang, memiliki pandangan ke depan dan visionir, kreatif, inovatif dan tentu saja sosok yang istiqamah. Seorang raja dengan beban yang sangat berat, dengan masalah yang bejibun memerlukan syaraf baja, otak encer, hati jernih dan mata awas untuk melihat secara terus menerus perkembangan yang terjadi di sekitar dan di sekelilingnya. Adalah sebuah ketidakpantasan jika sebuah bangsa dikendalikan oleh seorang sosok lembek, telat mikir, peragu, mencla mencle, plin plan, dan maju mundur dalam pengambilan keputusan yang sangat strategis. Adalah kekurang cerdasan jika sebuah bangsa dikomandani oleh sosok penakut dan pengecut dalam meminpin bangsanya. Thalut yang kuat, cerdas dan visionir serta tegas sangat pantas menjadi orang nomer satu untuk sebuah bangsa yang sering membangkang, sering membandel dan menutup mata pada kebenaran. Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memilih Thalut menjadi raja dengan dua kriteria yang sangat khusus : ilmu luas dan tubuh yang perkasa. Ilmu luas sebagai pembuka cakrawala wawasan-visi dan strategis dan tubuh yang perkasa akan menjadikannya mampu melakukan mobilitas yang sangat cepat dalam menghadapi sekian banyak masalah yang akan dia hadapi.
Untuk seorang peminpin yang baik dan ideal ilmu merupakan syarat utama dalam mengarahkan bangsanya untuk menuju sebuah bangsa yang makmur-sejahtera. Dengan ilmu dia akan sangat fakih dalam memberikan jalan keluar bagi masalah pelik yang dihadapi bangsanya. Dengan ilmu dia akan mampu memberikan penerangan-penerangan di tengah gulita kebodohan yang dihadapi oleh rakyatnya. Tanpa ilmu dari seorang peminpin maka sebuah bangsa akan digiring pada tepian-tepian kehancuran yang selalu menganga. Tanpa ilmu seorang peminpin, sebuah bangsa akan meluncur ke lubang-lubang kebinasaan yang siap menelan siapa saja yang tidak tahu arah mana yang harus dijalaninya dalam kehidupan ini. Tanpa ilmu seorang peminpin maka sebuah bangsa akan berjalan di tempat atau bahkan mundur bertubi-tubi ke belakang. Inilah logika Allah dalam menentukan dan memilih seorang raja dan peminpin sebuah bangsa : Kuat-cerdas dan berdaya.
Masa depan kita tentu saja sangat banyak tergantung pada sikap dan cara melihat dan memperlakukan dunia ini. Tergantung cara dan sikap kita memberdayakan potensi yang Allah karuniakan kepada kita. Tergantung pada sikap kita dalam memberdayakan semesta yang Allah bentangkan untuk kita dan Allah siapkan untuk kita agar kita berdayakan dengan sebaik-baiknya. Tanda-tanda kebesaran Allah yang ada dalam diri kita hendaknya kita gali dan ledakkan potensinya ke ruang wujud yang mampu memberikan mamfaat bagi kita, orang lain dan seluruh penghuni semesta. Manusia yang mampu meledakkan energi keimanan yang ada dalam dirinya akan mampu menggenggam semesta ini dengan damai menentramkan setiap manusia.
Kita semua berhak dan bahkan wajib untuk senantiasa menempa diri agar menjadi seorang yang kuat dalam mengemban amanah, kuat dalam berpikir, kuat dalam menanggung tanggung jawab, kuat dalam visi semangat dalam menebarkan misi dan tak kenal lelah untuk berdaya dan memberdayakan. Allah, menurut Rasulullah, jauh lebih senang pada sosok mukmin kuat dan memandangnya jauh lebih baik daripada seorang mukmin yang loyo dan cepat lelah memikul beban hidup ini. Dunia ini hanya pantas dipimpin orang seorang peminpin yang kuat dari segala sisinya. Iman kuat, fisik kuat-kuat pikiran.
Tidak ada tempat bagi orang-orang lembek untuk mengendalikan dunia dengan roda perputarannya yang sangat cepat, dengan masalahnya yang menggunung, dengan kerumitan yang laksana benang kusut. Kembali saya tegaskan bahwa dunia ini hanya pantas dan rela dipimpin oleh sosok kuat-cerdas dan berdaya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda